Pengabdian dan Penelitan Tahun 2018

DOSEN DAN MAHASISWA FKIP MALAKSANAKAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DENGAN TAJUK “GEMAR (GERAKAN MEMANEN AIR HUJAN)” UPAYA MENGATASI PERMASALAHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DAN MENGURANGI RUN OFF DI WILAYAH PEMUKIMAN BANDUNG SELATAN

Air merupakan kebutuhan paling dasar yang tidak dapat digantikan dengan jenis benda apapun, sampai-sampai orang harus berjuang mati-matian dan mengeluarkan dana untuk membeli air. Ditinjau dari analisis kebutuhan air secara perorangan, diperkirakan kebutuhan rata-rata air bersih setiap individu adalah sekitar 27 hingga 200 liter perhari.Kebutuhan dasar tersebut bisa berbeda-beda tergantung keadaan geografis dan karakteristik individu yang bersangkutan.

Sumberdaya air ini sensitif, terutama yang diakibatkan oleh percepatan pertambahan penduduk, pengelolaan lahan yang kurang bijaksana fluktuasi dan perbahan iklim dan cuaca, serta turunnya kualitas air akibat pencemaran oleh berbagai kegiatan.Diantaranya terlihat dari adanya kecenderungan semakin tidak meratanya sebaran dan ketersediaan air menurut waktu atau musim (banjir dan kekeringan).

Upaya pembangunan diberbagai bidangpun giat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan penduduk, terutama bidang pemukiman dan industri.Namun kenyataannya pembangunan memberi efek terhadap kerusakan lingkungan dan akhirnya menjadi bencana.Tekanan terhadap kerusakan lingkungan memang sudah diupayakan pemerintah dan para ahli, melalui AMDAL dan melalui beberapaperaturan yang berlaku, namun upaya tersebut belum maksimal.

Dilokasi penelitian yang berada di Kecamatan Baleendah, menunjukan bahwa masyarakat merasakan kesulitan mendapatkan air, termasuk ketika musim hujan karena kualitas air tanah yang tidak begitu baik.Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2018 dilaksanakan oleh Dosen dan Mahasiswa berbarengan dengan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.

Pemanfaatan air limpasan bisa dilakukan oleh kita, diantaranya adalah dengan ‘memanen air hujan’ Teknik memanen air hujan Air hujan yang sekarang banyak dibahas oleh para ahli pada prinsipnya sama dengan para orang tua dahulu. Di Sunda disebut nandean ci hujan yang jatuh ke genting rumah lalu dialirkan ke talang/paralon dengan barang apa saja yang dapat menjadi wadah bagi air, lalu airnya dapat digunakan untuk keperluan mandi dan mencuci walaupun ketersediaan air sumur melimpah. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi masyarakat dan dunia industry untuk lebih arif dalam memanfaatkan segala sumber daya yang ada, termasuk air hujan.

(Laporan, Admin_2018)

Mungkin Anda juga menyukai